Lima Desember Setahun Yang Lalu

Lima Desember Setahun Yang Lalu Kubaru saja bersandar di hangatnya kesunyian rumah ketika kau berkabar tulisan katakan kau sedang sendiri menanti esok pagi. Berharap semua lebih cerah dan bernafas lebih lepas. Ku terhenyak di tengah upayaku meraih sepiring nasi kuning. Hidangan ultah adikku di lima Desember tahun itu. Tak mungkin kunikmati seluruh berkat ini tatkala… Read More Lima Desember Setahun Yang Lalu

Sudahlah Sudah

Begitu saja berakhir kisah hidup seseorang segera setelah direnggut asa darinya. Tiada lagi arti terjaga dan bernafas tatkala mimpi dan harapan sirna lantaran terbawa pergi yang diharapkan menetap. Betapa mudahnya asap menghilang segera setelah api dimatikan.  Geram tak lagi terasa. Berang tak bisa bicara. Pilu tak kuasa berkutat. Hampa hampir pasti menjelma.  Sudahlah sudah, apalagi… Read More Sudahlah Sudah

Berlalu

Matahari membumbung makin tinggi. Meninggalkan kelekatannya pada embun pagi tadi. Ia beranjak hendak sambut siang hari. Matahari berlalu pergi… Gerbong demi gerbong silih berganti. Sekilas tampak warna yang itu lalu berganti. Sempat kukejar satu tujuan kereta itu. Namun masinis berjadwal harus patuhi.  Kereta berlalu pergi… Sang tua masuk dan yang muda keluar berlari. Satu dua… Read More Berlalu

Hasrat Membara

Tak sanggup lagi kutahan. Semua ini terjadi begitu cepat. Raga melemah membendung jiwa berontak. Perlahan tapi pasti kurasakan gejolak api asmara dalam dada. Kian hari kian besar, menghanguskan fana dunia. Sejauh mata memandang, sejauh telinga mendengar, sedalam nafas kuhirup, tak bisa lebih dalam lagi dari apa yang kurasakan saat ini. HIlang sosok ragamu membuatku memahami… Read More Hasrat Membara

Halo

Termenung di kesendirian gelapnya tengah malam. Mencoba menggapai asa di tengah dinginnya kesendirian. Kurasakan ketakutan menjalar dari ujung kepala hingga ujung jemari kaki. Seolah esok nafasku berhenti, habiskan hari ini untuk mengkhawatirkan esok akan ada atau tidak pelupuk mata disapa matahari. Sepi, mencekam, dingin, takut, dan kemudian berdiri bulu romaku. Aku tak tingin sendiri, jemput… Read More Halo

Malam begitu pekat ditemani suasana syahdu kegelapan. Terkadang kutatap bintang jauh di sana sambil berpikir apa gerangan perlunya semua ketiadaan pendar apapun ini. Sepi, sunyi, sendiri, tanpa siapapun yang berarti ada di sekitarku. Makin liar benak menggeliat memuntahkan ide-ide ajaib yang terkadang sulit diterima logika orang lain yang mendengarkan saat kututurkan kepadanya cerita-cerita yang terkesan… Read More

Sepi

Abaikan walau sejenak, terasa seabad lamanya.Dingin walau sementara, terasa abadi selamanya.Pojokkan walau sebentar, terasa sangat memakan usia.Palingkan wajah walau sesaat, terasa sepanjang hayat. Hempaskan saja aku, gegabahku berkata dalam hati.Entah apa yang sedang terjadi, kupikir dalam benak ini.Seolah tak ada di dunia, tak pernah berkesan, tak paham ada apa gerangan.Sebatas balasan pesan dan senyum singkat,… Read More Sepi

Tanpa Judul

Bukannya hati tak mau namun ia tak mampu bicara. Apa yang hendak diutarakan seringkali berseberangan dengan apa yang dikehendaki logika dan yang mampu diucapkan lisan. Sendiri hati tanpa kawan, mengurung diri dalam kesunyian renungan malam setiap harinya. Tak terasa, kesendirian ini kian menguatkan dia ketika kelak pemiliknya bertanya “manakah yang sebaik-baiknya untukku?”, ia bisa mencoba… Read More Tanpa Judul

Sahur dan Minoritas

Penasaran sejadinya, seperti apakah rasanya berpuasa sebagai kaum minoritas? Tidak ada bebunyian jelang sahur, tidak melihat penutupan paksa rumah makan selama bulan puasa, tidak dengar bedug maghrib pertanda buka puasa. Memang, sejatinya itu semua perlu disikapi sebagai berkah berpuasa di tengah kalangan mayoritas sesama muslim tapi apakah perlu sampai kurang mempertimbangkan kepentingan umat yang lain?… Read More Sahur dan Minoritas