Sekian lama timbul tenggelam, akhirnya muncul juga ke permukaan.
Jejak langkah yang pernah mengeras di atas pasir, kini telah lenyap disapu ombak.
Kiranya engkau tak memberanikan diri untuk berenang ketepian.
Mungkin hamba tak kan beranjak dari tempat berpijak.
Perjalanan ke dasar laut memberikan engkau kebijakan dalam mengambil keputusan.
Berdiriku kaku di sini, selalu melihat ke kanan dan ke kiri, namun tak pernah melangkah.
Nafas dan hasrat hidup membawamu menuju permukaan menemui akhir penantian.
Esa hilang dua terbilang, waktu silih berganti, kita tetap bertemu jua. Takdirkah?
Cita-cita dan angan membuat kita menatap jauh ke depan.
Berjalan berdua beriringan bergandengan, meninggalkan jejak langkah yang terkadang masih tampak terseok-seok.
Pincang memang, belum siap kami berlari mengarungi kehidupan.
Maka berikanlah kami kesempatan untuk bisa belajar berjalan dan berlari menuju satu kesamaan arah tanpa pernah berbelok.
dan perlu kami sampaikan…pengalaman memang guru yang paling berharga…
disadur dari guekiller