Kiri lalu ke kanan. Tanpa berhenti kuhadapkan tubuh ke arah lainnya lagi. Menyisir delapan mata angin, utara, barat laut, barat daya, selatan, timur laut.
Tengkurap, telentang, kaki di atas, kepala di bawah. Tak mungkin lagi kubedakan mana ilusi mana realita.
Cukuplah, makin tak waras ku dibuatmu. Sekian jatah fikir untukmu.
Selanjutnya, main hati. Mari?