Aku ingin melukis asa dan bahagia
Aku tak kuasa menyapu kuas demi derita
Mentari kusambut untuk sukacita
Tak rela kujemput rembulan dalam dukacita
Desah nafas dan deru jantung kita berdua
Terkadang seirama namun terdengar berbeda
Lambat laun perlahan tapi pasti
Ingin rasanya meledak gegap gempita dari hati
Derai air mata kala merenung sendiri
Simpul senyum di sudut bibir kala kau hadir
Dusta dan cerca memang terkadang mengiringi
Aku tak peduli dan rela jadi martir,
bagimu.
Detik, jam, hari, bulan, dan tahun
Masa seolah menjadi musuh bersama
Antara kau dan aku terpisah hanya oleh agenda
Hasrat, harap, dan ingin dari mereka yang kuharap tak ada
Kemarin, hari ini, esok, seolah tak berbeda
Denganmu berdampingan jasad seolah surga
Lepas bebas dari semua demi dan harus
Malam sudah tiba, jangan berhenti mengendus
Sini, biar kusambut tatapmu lekat
Baringkan raga di samping badan penuh keringat
Aroma sukacita membanjiri sukma
Lapar, aku ingin makan dengan riang gembira