Sempat sesak dada raga ini manakala kupandang wajahmu walau dari kejauhan sekalipun. Pernah juga galau hati ini tatkala suaramu berkumandang di hari penting itu. Entah kenapa demikian, walau sudah beberapa saat lamanya terpisah dan berganti haluan. Layar tak lagi terkembang, kemudi tak lagi searah, nahkoda dan jurumudi berpisah jalan.
Pernah juga mereka berkata “sungguh amat disayangkan…“, entah bagaimana maksudnya dengan ucapan itu. Aku tak tahu-menahu. Kupikir sekedar sapa dan iba semata, ketika bukan berita bahagia yang kupaparkan. Tak dipikir panjang, kubalas senyum seadanya hari itu pada mereka semua. Sulit juga berbasa-basi saat semua terasa hambar.
Tapi…
Berbeda sudah dengan hari ini. Entah ada apa pencerahan kuperoleh. Kutatap wajahmu dari kejauhan, kudengar suaramu sayup-sayup, kutahu kabar beritamu dari sana-sini, tidak ada lagi rasa itu. Sekarang hanya ada senyum dan ikhlas hati setiap kali terjadi sesuatu terkait denganmu. Kurasa ini saatnya aku setulusnya mengucapkannya, “selamat jalan…semoga engkau senantiasa sehat dan selamat di jalanNya…”
–
Waktu Subuh Bagian Jakarta tatkala ayam-ayam berkumandang memanggil surya