Bukannya hati tak mau namun ia tak mampu bicara. Apa yang hendak diutarakan seringkali berseberangan dengan apa yang dikehendaki logika dan yang mampu diucapkan lisan. Sendiri hati tanpa kawan, mengurung diri dalam kesunyian renungan malam setiap harinya. Tak terasa, kesendirian ini kian menguatkan dia ketika kelak pemiliknya bertanya “manakah yang sebaik-baiknya untukku?”, ia bisa mencoba menjawab dengan ikhlas dan bijak. Sekalipun tak kuasa menahan gempur penasaran dan pencarian asa, ia bisa dengan sigap berkata, “tanyalah kepada Tuhanmu yang kau sembah”. Tak kenal Tuhan? Bukan masalah…